Etika Dan Estetika Mebentuk Moral dan
Mental Mahasiwa
Oleh: Muhammad Haris
Indonesia adalah Negara republik dengan
penduduk pemeluk agama islam terbesar dunia, di samping itu, juga memiliki
jumlah budaya yang beragam dan suka yang banyak pula. Dengan keberagaman itu masyarakat
hidup berdampingan dengan kebudayaan dan suku yang berbeda dengan tanpa
membedakan satu suku dengan suku yang lain. Hal ini sesui dengan semboian
Bhineka Tunggal Ika yang bertujuan menyatukan masyarakat dibawah satu pimpinan,
berisikan budaya dan suku yang berbeda tersebut.
Keberagaman
suku dan budaya yang ada membuat ciri khas budaya mempunyai keberagaman.
Keberagaman itu membuat sudut pandang dan pola fikir masyarakat terkadang
sangat pragmatis, belum lagi kondisi mental masyaraka yang monopolisme. Ini
bukan terjadi pada masyarakat golongan tua atau yang berpolitik, tetapi sudah
menjadi mental mahasiswa dalam menyikapi sesuatu kejadian, mental yang
terbentuk dari pengajaran orang tua sejak kecil, dan mental orang tua dalam
mengajarkan anaknya terbentuk dari system yang tidak baik, sehingga
menghasilkan mahasiswa sekarang yagn berpikiran prakmatis, tidak beretika dan
kurangnya moral dalam menghargai pendapat orang lain. Datang kekampus hanya
sebagai budaya dan tidak tau apa tujuan dari kuliah tersebut, tidak pernah
bertanya siapa saya? Mengapa saya disini? Apa yang harus saya lakukan? Tujuan
saya kemana dan saya mau apa? , sifat menganggap kampus adalah milik mahasiswa
sehingga peralatan kampus adalah punya mahasiswa tanpa meminta izinpun kepada pihak
yang bertanggung jawab pun bias terpakai, ini adalah suatu mental yang tidak
baik dan menggantungkan pribadinya dengan orang lain tanpa kreatif sendiri
untuk menjadi orang yang cita-citanya besar dan tidak sebanding dengan yang dia
lakukan.
Ini
adalah budaya yang terjadi di mahasiswa, walaupun tidak mayoritas tetapi
tidakpun minoritas. Maka amoralnya mahasiswa perlu di bina dan di arahkan
dengan system yang baik dengan tidak hanya sebagai janji tetapi pembuktian
dengan tindakan. Perbaikan mnoral mahasiswa bias diperbaiki lewat matakuliah
dengan memberikan nilai-nilai agama. Pihak kampus pun perlu membuat mata kuliah
pengajaran agama untuk seluruh mahasiswa, bukan membuang dan menyaring serta
mengangga matakuliah agama yang tidak berkenaan dengan jurusan di refisi,
tidak, itu adalah dasar pembentuk mental mahasiswa. Untuk orang tua perlu
mendidik anak lebih baik lagi, apapun pendidikan yang diberikan kepada anak
akan membentuk kepribadian anak. Dan masyrakat perlunya lagi meningkatkan dan
mengajarkan moral yang baik kepada generasi muda seperti mahasiswa agar
pembangunan Negara ini berjalan dengan baik
dan arah tujuan pembangunan itu jelas dan tidak abu-abu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar